Dalam
hal ini kami akan berbagi Bagaimana membangun komunikasi yang efektif
dalam Tim di SRB Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2020, yang berjumlah 3 orang
yaitu saya sendiri Nepi Mulyadi, S.Pd, Nurul Umami, S.Pd, dan Zamdi Rahman, ST,
terkait produk Inovasi Pembelajaran yaitu Workshop Daring Inovasi Pembelajaran Menggunakan Portal Rumah
Belajar Kemendikbud RI yang dilaksanakan selama 5 hari yaitu dari tanggal 5
sampai dengan 9 Oktober 2020, kemudian bagi para peserta juga di lanjutkan
dengan Tugas Mandiri berupa pembuatan Video Pembelajaran. Yang kami
didiseminasikan kepada Ketua Umum PGRI Kota Sawahlunto, Bapak Amran, S.Pd,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Bapak Asril, S.Pd, serta Walikota
Sawahlunto dan Wakil Walikota Sawahlunto. Berikut refleksi cara efektif kami
dalam berkomomunikasi dan bekerja dalam Tim :
1. Membangun
Hubungan Dengan Tim Kerja, Pemangku Jabatan dan Peserta Workshop
Langkah pertama
yang kami lakukan adalah memulai dengan mengembangkan hubungan baik dengan Tim
SRB Sawahlunto. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membentuk Group
WA SRB Sawahlunto untuk sarana komunikasi kami secara virtual, kemudian
dilanjutkan dengan berinteraksi secara Tatap Muka, yaitu dengan mengadakan
Rapat secara Tatap Muka, dan kami juga berdiskusi tentang topik informal, dan
bersikap ramah dalam proses pendekatan dan Rapat tersebut. Dan untuk Pemangku
Jabatan kami mengkomunikasikannya dengan baik dengan menggunakan Surat dan
Proposal. Sedangkan di sisi peserta kami membuka pendaftarannya dengan cara
join ke Group Telegaram SRB Sawahlunto yang saat ini sudah berjumlah 221 orang.
2.
Dorong
Pertanyaan dan Diskusi
Setiap kami yang
ada di dalam tim SRB Sawahlunto pasti mempunyai kekuatan, kelebihan dan sesuatu
yang berharga untuk disumbangkan kepada tim SRB Sawahlunto. Masing – masing
kami mendorong untuk memberikan pertanyaan terbuka satu sama lain yang akan
membuat anggota tim bisa mengungkapkan ide dan pendapat kami masing - masing. Di saat acara Workshop Daring pun
kami selalu membuka sesi Tanya jawab dan diskusi, termasuk dengan Pemangku
Jabatan ketika di hari Pembukaan Acara berlangsung.
3.
Tunjukkan
Dukungan Kepada Masing – Masing Anggota Tim
Penting untuk
mempertimbangkan dan memberi perhatian saat anggota tim sedang menyampaikan ide
atau saran masing-masing dari kami. Jika kami merasa ide yang disampaikan bagus
dan bisa berjalan, maka kami mulailah mendiskusikannya bagaimana ide tersebut
bisa diterapkan di dalam tim. Namun, jika salah satu dari kami berpikir bahwa
saran atau ide tersebut tidak bisa diterapkan, kami jelaskan di dalam Tim. Dengan
memperhatikan saran atau ide yang disampaikan dan tidak mengabaikannya, maka
hal ini akan mendorong anggota tim yang lain untuk berbicara tentang ide yang
berbeda. Hal ini tentu saja akan meningkatkan produktivitas tim dan mendorong
komunikasi dalam tim.
4.
Sampaikan
Dengan Jelas
Salah satu hal
penting yang perlu dilakukan dalam komunikasi yang efektif adalah kemampuan
kami untuk menyampaikan ide dengan jelas dan ringkas. Jika kami tidak bisa
melakukan hal tersebut, maka akan sangat besar kemungkinan terjadinya
kesalahpahaman. Kami menyampaikan ide dan pesan dengan menggunakan Proposal,
Surat dan Flyer untuk pejabat di selingkungan Kota Sawahlunto mulai dari Ketua
PGRI Kota Sawahlunto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Walikota dan
Wakil Walikota Sawahlunto, sedangkan untuk
peserta workshop daring kami gunakan Flyer, Presentasi atau Video yang
menjelaskan Workshop Daring Inovasi Pemanfaatan portal Rumah Belajar
Kemendikbud RI dalam pembelajaran. Presentasi dengan menggunakan room meeting
Cisco Webex Meeting merupakan salah satu cara yang tepat untuk dilakukan karena
bisa menjelaskan secara detail tentang Portal Rumah Belajar melalui lisan dan
visual.
5.
Mengadakan
Sebuah Pertemuan Secara Individu
Selain
berkomunikasi dalam sebuah kelompok, penting juga untuk bisa terhubung secara
individu dengan setiap anggota tim kami. Kami bisa melakukan hal ini dengan
cara mengatur pertemuan dengan setiap anggota tim yang ada. Cara kami di atas
juga bermanfaat agar kami lebih percaya diri selama berinteraksi dengan tim,
dan bisa mempersiapkan diri dengan baik sebagai narasumber dalam Workshop
Daring yang awalnya cuma dalam bentuk Webinar, dan akhirnya menjadi workshop
daring Inovasi Pemanfaatan Portal Rumah Belajar Kemendikbud RI dalam
pembelajaran di Kota Sawahlunto
6. Berikan
Sebuah Umpan Balik yang baik kepada Pemangku Jabatan, Peserta dan Sesama
Anggota Tim SRB Sawahlunto
Dalam
berhubungan dengan anggota tim, peserta workshop dan pemangku jabatan maka
sangat penting untuk bisa memberikan umpan balik kepada mereka dalam
komunikasi. Tanpa adanya umpan balik, anggota tim, peserta workshop dan
pemangku jabatan akan berjalan tanpa arah dan tidak tahu dengan kinerja yang
telah kami lakukan. Saat anggota tim memilik kinerja yang baik, maka kami harus
memberi tahu dan mendorong mereka. Di sisi yang lain, saat kami memiliki
performa yang buruk dalam berinteraksi maka kami mulail dengan menawarkan saran
yang berguna untuk meningkatkan kinerja kami. Di sisi kami sebagai Tim SRB
Sawahlunto, kami saling mendukung dan melengkapi, serta menajalankan semua
komitmen yang telah kami sepakati untuk menyukseskan workshop daring tersebut
dan di akhir acara setiap harinya kami selalu berkumpul untuk melakukan
evaluasi, di sisi Pemangku Jabatan di Kota Sawahlunto kami menawarkan sebuah
solusi selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) serta meminta Pemangku Jabatan
untuk memberikan sambutan dan membuka acara Workshop Daring secara resmi.
Sedangkan di sisi peserta kami berusaha menyampaikan materi dengan sebaik
mungkin, semangat, memberikan Praktik Baik , dan memberikan Tugas Mandiri yang
paling lambat di kumpulkan tanggal 24 Oktober 2020 sebagai syarat untuk
mendapatkan Sertifikat 32 JP dalam Workshop
Daring yang sudah di laksanakan dari tanggal 5 Oktober sampai dengan 9 Oktober
2020. Sertifikat, Insya Allah akan langsung ditanda tangani oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kota Sawahlunto, Bapak Asril, S.Pd, M.Pd.
Dan ini semua sesuai dengan 5 (lima)
kaidah hukum komunikasi efektif yaitu REACH singkatan dari Respect, Empathy,
Audible, Clarity, Humble yang dikutip dari The Five Inevitable Laws of
Effective Communication, dalam buku Make Yourself A Leader yang ditulis oleh
Aribowo Prijosaksono dan Ping Hartono.
a. Respect adalah sikap hormat dan
saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi karena pada
prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Bahkan ketika harus
mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaaannya. Komunikasi dibangun dari sikap saling meghargai dan
menghormati, akan lahir kerjasama yang sinergis untuk peningkatan efektivitas
kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
b. Empathy (empati) adalah kemampuan
untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti orang lain. Stephen Covey
dalam buku The 7 Habits of Highly
Effective People menyatakan kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu
dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif (Seek First to Understand - understand then be understood to build the
skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Covey menyebutkan sebagai komunikasi empatik.
Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerja sama atau
sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memberikan kemampuan untuk
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan komunikan
menerima pesan. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa
respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun
tim. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif
atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang
positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan
apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran
dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan
balik (feedback) yang merupakan arus
balik dari penerima pesan.
c. Audible diartikan antara lain dapat
didengarkan atau dimengerti dengan baik. Dalam komunikasi dimaknai pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui saluran tertentu
sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Kaidah ini mengacu
pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai cara atau alat bantu
audio-visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima dengan baik.
d. Clarity berarti kejelasan dari pesan
yang disampaikan atau diartikan pula dengan keterbukaan dan transparansi. Hal
ini agar tidak menimbulkan tafsiran yang berlainan. Kaidah paling utama dalam
menyiapkan korespondensi di setiap tingkat pemerintahan adalah kejelasan pesan.
Tidak boleh terjadi multi-interpretasi atau multi-tafsir. Kesalahan penafsiran
pesan dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak sederhana. Komunikasi di
media sosial juga memperhatikan hukum keempat ini, penggunaan simbol, lambang,
emoticon
e. Humble adalah sikap rendah hati.
Sikap ini terkait dengan kaidah pertama untuk membangun rasa menghargai orang
lain, yang biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap
rendah hati pada intinya antara lain sikap menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.